BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Masalah kesehatan
merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang kesehatan diharapkan
akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan,
2007).
Berhasilnya pembangunan
kesehatan ditandai dengan lingkungan yang kondusif, perilaku masyarakat yang
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya
penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar merata di
seluruh wilayah Indonesia.Akan tetapi pada kenyataanya, pembangunan kesehatan
di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan
kesehatan masih banyak terjadi. Beberapa diantaranya adalah: penyakit-penyakit
seperti DBD, flu burung, dan sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus
gizi buruk yang semakin marak khususnya di wilayah Indonesia Timur, prioritas
kesehatan rendah, serta tingkat pencemaran lingkungan yang semakin tinggi.
Sebagian masyarakat
berpendapat bahwa kebijakan pemerintah lah yang salah, sehingga masalah-masalah
kesehatan di Indonesia seakan tak ada ujungnya. Akan tetapi, kita tidak bisa
hanya menyalahkan pemerintah saja dalam hal ini. Karena bagaimanapun juga,
sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu dalam menentukan status
kesehatan. Dengan kata lain, selain pemerintah masih banyak lagi faktor-faktor
atau determinan yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimanakah teori Hendrik L Blum itu ?
2.
Bagaimanakah konsepHendrik L Blum itu ?
3.
Bagaimanakah derajat kesehatan itu ?
4.
Bagaimanakah taxonomi Hendrik L Blum itu
?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui apa itu definisi dari
teori Hendrik L Blum.
2.
Untuk mengetahui bagaimana konsep dari
Hendrik L Blum.
3.
Untuk mengetahui apa itu derajat
kesehatan.
4.
Untuk mengetahui bagaimana taxonomi dari
Hendrik L Blum.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Hendrik L Blum
Konsep hidup sehat
H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat secara
holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan
sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini
diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum
menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya
masalah kesehatan.
Keempat faktor tersebut
terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan
(sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan
dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling
berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.
Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan
yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor
lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan
dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga
sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.
Di zaman yang semakin
maju seperti sekarang ini maka cara pandang kita terhadap kesehatan juga
mengalami perubahan. Apabila dahulu kita mempergunakan paradigma sakit yakni
kesehatan hanya dipandang sebagai upaya menyembuhkan orang yang sakit dimana
terjalin hubungan dokter dengan pasien (dokter dan pasien). Namun sekarang
konsep yang dipakai adalah paradigma sehat, dimana upaya kesehatan dipandang
sebagai suatu tindakan untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan
individu ataupun masyarakat (SKM dan masyarakat).
Dengan demikian konsep
paradigma sehat H.L. Blum memandang pola hidup sehat seseorang secara holistik
dan komprehensif. Masyarakat yang sehat tidak dilihat dari sudut pandang
tindakan penyembuhan penyakit melainkan upaya yang berkesinambungan dalam
menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Peranan Sarjana
Kesehatan Masyarakat dalam hal ini memegang kendali dominan dibandingkan
peranan dokter. Sebab hubungan dokter dengan pasien hanya sebatas individu
dengan individu tidak secara langsung menyentuh masyarakat luas. Ditambah lagi
kompetensi dalam memanagement program lebih dikuasai lulusan SKM sehingga dalam
perkembangannya SKM menjadi ujung tombak program kesehatan di negara-negara
maju.
Untuk negara berkembang
seperti Indonesia justru, paradigma sakit yang digunakan. Dimana kebijakan
pemerintah berorientasi pada penyembuhan pasien sehingga terlihat jelas peranan
dokter, perawat dan bidan sebagai tenaga medis dan paramedis mendominasi.
Padahal upaya semacam itu sudah lama ditinggalkan karena secara financial
justru merugikan Negara. Anggaran APBN untuk pendanaan kesehatan
diIndonesiasemakin tinggi dan sebagian besar digunakan untuk upaya pengobatan
seperti pembelian obat, sarana kesehatan dan pembangunan gedung. Seharusnya
untuk meningkatan derajat kesehatan kita harus menaruh perhatian besar pada
akar masalahnya dan selanjutnya melakukan upaya pencegahannya. Untuk itulah
maka upaya kesehatan harus fokus pada upaya preventif (pencegahan) bukannya
curative (pengobatan).
Namun yang terjadi anggaran
untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui program promosi dan preventif
dikurangi secara signifikan. Akibat yang ditimbulkan adalah banyaknya
masyarakat yang kekurangan gizi, biaya obat untuk puskesmas meningkat,
pencemaran lingkungan tidak terkendali dan korupsi penggunaan askeskin. Dampak
sampingan yang terjadi tersebut dapat timbul karena kebijakan kita yang keliru.
B.
KONSEP
BLUM
Semua Negara di dunia
menggunakan konsep Blum dalam menjaga kesehatan warga negaranya. Untuk Negara
maju saat ini sudah fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sehingga asupan makanan anak-anak mereka begitu dijaga dari segi gizi sehingga
akan melahirkan keturunan yang berbobot. Kondisi yang berseberangan
dialamiIndonesiasebagai Negara agraris, segala regulasi pemerintah tentang
kesehatan malah fokus pada penanggulangan kekurangan gizi masyarakatnya. Bahkan
dilematisnya banyak masyarakatkotayang mengalami kekurangan gizi. Padahal dari
hasil penelitian membuktikan wilayahIndonesiapotensial sebagai lahan pangan dan
perternakan karena wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung.Adaapa
dengan pemerintah?. Satu jawaban yang pasti seringkali dalam analisis kesehatan
pemerintah kurang mempertimbangkan pendapat ahli kesehatan masyarakat (public
health) sehingga kebijakan yang dibuat cuma dari sudut pandang kejadian
sehat-sakit.
Dalam konsep Blum ada 4
faktor determinan yang dikaji, masing-masing faktor saling keterkaitan berikut
penjelasannya :
1.
Perilaku masyarakat
Perilaku merupakan
faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau
tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat
tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi
oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial
ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.
Perilaku masyarakat
dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk mewujudkan
Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus
dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya.
Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi
Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang
memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan
masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan
menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Pembuatan peraturan
tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan pembinaan untuk
menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan
sanksi hanya bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model
harus diajak turut serta dalam menyukseskan program-program kesehatan.
2.
Lingkungan
Lingkungan memiliki
pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan
keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga
kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang
berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim,
perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil
interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan
sebagainya.
Berbicara mengenai
lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan yang
memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.
Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan
sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga
dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua
pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Puskesmas sendiri
memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan besar dalam mengukur,
mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat. namun dilematisnya di
puskesmas jumlah tenaga kesehatan lingkungan sangat terbatas padahal banyak
penyakit yang berasal dari lingkungan kita seperti diare, demam berdarah,
malaria, TBC, cacar dan sebagainya.
Disamping lingkungan
fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk sosial kita
membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang
lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat
menimbulkan masalah kejiwaan.
3.
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan
merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena
keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan
kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta
kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan
fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang
kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi
masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program
pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
memerlukan.
Kondisi pelayanan
kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas,
rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan
pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar
yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda
terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar perananya. sebab di
puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan
primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki
kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun
program-program kesehatan. Utamanya program-program pencegahan penyakit yang
bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian
kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam berdarah, malaria,
dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung karoner,
stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat dengan mudah dicegah
asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan
dan kesehatannya.
4.
Genetik / Keturunan (Heriditas)
Seperti apa keturunan
generasi muda yang diinginkan ???. Pertanyaan itu menjadi kunci dalam
mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu bangsa ditentukan oleh
kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan
kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki
kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita
harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah perkembangan otak
anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. Namun masih banyak saja
anakIndonesiayang status gizinya kurang bahkan buruk. Padahal potensi
alamIndonesiacukup mendukung. oleh sebab itulah program penanggulangan
kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan.
Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan
berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat
dan cepat dapat tertangani.
Program pemberian
makanan tambahan di posyandu masih perlu terus dijalankan, terutamanya daeraha
yang miskin dan tingkat pendidikan masyarakatnya rendah. Pengukuran berat badan
balita sesuai dengan kms harus rutin dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi secara
dini status gizi balita. Bukan saja pada gizi kurang kondisi obesitas juga
perlu dihindari. Bagaimana kualitas generasi mendatang sangat menentukan
kualitas bangas Indonesia mendatang.
C.
Derajat
Kesehatan Masyarakat
Menurut Hendrik L.Blum
(1974), terdapat empat faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, yaitu : lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan, dan
keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain,
yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem budaya,
dan populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan mempunyai pengaruh paling besar
terhadap derajat kesehatan masyarakat (Gumilar, 2004). Gambar 1 menjelaskan
hubungan antara faktor lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan, dan
keturunan terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Selain itu Hendrik L
Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan dengan derajat kesehatan,
yaitu :
1)
Life spam: yaitu lamanya usia harapan
untuk hidup dari masyarakat, atau dapat juga dipandang sebagai derajat kematian
masyarakat yang bukan karena mati tua.
2)
Disease or infirmity: yaitu keadaan
sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis dari masyarakat.
3)
Discomfort or ilness: yaitu keluhan
sakit dari masyarakat tentang keadaan somatik, kejiwaan maupun sosial dari
dirinya.
4)
Disability or incapacity: yaitu
ketidakmampuan seseorang dalam masyarakat untuk melakukan pekerjaan dan
menjalankan peranan sosialnya karena sakit.
5)
Participation in health care: yaitu
kemampuan dan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya
untuk selalu dalam keadaan sehat.
6)
Health behaviour: yaitu perilaku manusia
yang nyata dari anggota masyarakat secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
7)
Ecologic behaviour: yaitu perilaku
masyarakat terhadap lingkungan, spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem.
8)
Social behaviour: yaitu perilaku anggota
masyarakat terhadap sesamanya, keluarga, komunitas dan bangsanya.
9)
Interpersonal relationship: yaitu
kualitas komunikasi anggota masyarakat terhadap sesamanya.
10) Reserve
or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap penyakit atau
kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan somatik,
kejiwaan, dan sosial.
11) External
satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap lingkungan
sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi.
12) Internal
satisfaction: yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh aspek
kehidupan dirinya sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat
Menurut Hendrik L.
Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyakarat yaitu
lingkungan , perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Dari bagian tersebut
dapat dilihat bahwa faktor yang paling mempengaruhi derajat kesehatan adalah
faktor lingkungan, kemudian disusul oleh faktor perilaku pelayanan kesehatan
dan terakhir keturunan.
Uraian faktor – faktor
tersebut adalah :
1.
Lingkungan hidup
a)
Fisik : sampah, air, udara, perumahan dsb.
b)
Sosial
: kebudayaan , pendidikan, ekonomi ( interaksi manusia )
c)
Biologi
: hewan , jasad remik, tetumbuhan.
2.
Perilaku
a)
Merupakan adat atau kebiasaan dari
masyarakat.
b)
Sehat tidaknya lingkungan dan keluarga
tergantung perilaku.
3.
Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan
kesehatan adalah :
a)
Menentukan dalam pelayanan pemulihan
kesehatan, pencegahan penyakit pengobatan, dan perawatan kesehatan.
b)
Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau
jarak ke tempat pelayanan kesehatan sumber daya manusia, informasi kesesuaian
program pelayanan kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.
4.
Keturunan
Faktor keturunan adalah
faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir. Sebagai
contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi mental, hipertensi, buta
warna dll.
Upaya-upaya kesehatan
masyarakat
1.
Promotif
Adalah usaha yang
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi usaha-usaha untuk peningkatan
gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan ,
olahraga teratur dan istirahat cukup sehingga dapat mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
2.
Preventif
Adalah usaha yang
ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit meliputi usaha-usaha pemberian
imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan kesehatan berkala untuk mendeteksi
penyakit secara dini.
3.
Kuratif
Adalah nusaha
yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati secara tepat dan adekuat
sehinga kesehatan pulih.
4.
Rehabilitative
Adalah nusaha yang
ditujukan terhadap penderita yang baru
pulih dari penyakit yang dideritanya ,untuk memperbaiki kelemahan pisik mental
dan sosial pasien sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-latihan
terpogram pisioterafi.
D.
TAXONOMI
BLOOM
Taksonomi berasal dari
bahasaYunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti
aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip
yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian-sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa
skema taksonomi. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang
psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan
dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif meliputi
fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif
meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah
psikomotorik berkaitan dengan fungsi
manipulatif dan kemampuan fisik. Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan
keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir
mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat
menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori
ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya
sehinggi dapat
menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi
pikirannya. Konsep tersebut
mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta
teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi
taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun
2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata
kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori
masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi.
Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan
menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah
jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya
tidak ada.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Untuk mencapai status
kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosial, setiap
individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk
memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar
menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan
sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positifyang menekankan
pada sumber-sumber sosial dan personal. Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki
kondisi lingkungan yang buruk, dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status
kesehatan. Seperti dengan cara memperbaiki 4 aspek utama determinan kesehatan,
yaitu genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
B.
SARAN
Melihat kondisi
kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlu peran aktif
semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat,.Penyedia layanan
kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan
pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan. Mengingat
wilayah Indonesia sangat luas, dibutuhkan kerjasama dalam merumuskan dan
mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat
sehingga tahap perubahan menuju masyarakat sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat
menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki
self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama.
Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan jaringan
organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting
didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju
masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal mungkin. Dengan
partisipasi semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang berada di masyarakat
seperti Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, Sarjana Penggerak Pedesaan
dan organisasi lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat.
DAFTAR
PUSTAKA
Slamet, Juli Soemirat.
2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Effendy, Nasrul. 1998.
Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Ekasari, Mia Fatma,
dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat untuk Hidup
Sehat. Jakarta: Trans Info Media.
Go Nursing. 2008. Keperawatan Keluarga Sebuah Pengantar.
http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/07/keperawatan-keluarga-sebuah-pengantar/.
09-10-2010.
http://day-teknologi.blogspot.co.id/
BalasHapusGabung Bersama kami di Betpulsa,net
BalasHapusSitus Paling Terpercaya Betpulsa
Menangkan Bonus Jutaan Rupiah Setiap Harinya
Jaminan Kemenangan Bergaransi
Games Yang Tersedia Antara Lain :
* SPORTSBOOK
* POKER
* LIVE CASINO
* IDN LIVE
* BLACK JACK
* SLOT ONLINE
* SABUNG AYAM S128
Promo di Betpulsa :
* Min Depo 25 K
* Min WD - 50 K
* Bonus New Member 15%
* Next Deposit 10%
* Bonus Harian 5%
Dan Masih Banyak Bonus Lainnya
* Deposit Via Pulsa Tanpa Potongan Rate 100%
* Deposit dan Withdraw 24 jam Non stop ( Kecuali Bank offline / gangguan )
* Proses Deposit & Withdraw Tercepat
* Livechat 24 Jam Online
* Untuk Info Lebih Lanjut Bisa Hubungi CS Kami
## Contact_us ##
WHATSAPP : 0822 7636 3934